Monday, June 12, 2006

Tuhan Maha Besar

"Pak, penyakit anak bapak ini berat. Kanker darah. Seperti yang sudah saya ceritakan kemarin, penyakit ini bisa mengakibatkan perdarahan otak. Obat kemoterapi cuma bisa menahan penyakitnya sementara. Sekarang kondisi anak bapak sudah kritis. Bapak lihat dari hidung dan mulut sudah keluar darah. Sekarang kita mau bantu anak bapak supaya bisa nafas, dengan nafas buatan dan jantungnya dipompa dari luar. Kalau bapak setuju, kita mau pasang alat bantu nafas berupa pipa yang dihubungkan dengan mesin, supaya nafasnya diatur mesin.
Sebenarnya harapannya sangat tipis untuk anak bapak bisa bertahan. Tapi kita tetap berusaha ya pak.."


(Gue ga suka mesti ngomong hal ini ke keluarga pasien. Gue ga suka liat anak-anak kecil bernafas satu-satu menjelang saat terakhirnya. Gue gak suka liat orangtua yang menangis. Gue ga suka denger teriakan histeris sang ibu saat kehilangan anaknya. Arghhhh...)